Ridwan Kamil dan Pramono Anung bukan Rival tapi Mitra di Pilkada Jakarta 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso bersama Bakal Cagub Jakarta 2024 Independen Dharma Pongrekun dan Calon Wagub Kun Wardana. (Photo : Istimewa)

Bers1nar.Com I JAKARTA – Bakal Cagub Jakarta Ridwan Kamil dan Cagub Pramono Anung bukan rival tapi sebagai mitra, hal itu disampaikan Dharma Pongrekun bakal calon Gubernur Jakarta dari jalur independen, Dharma Pongrekun, menyatakan bahwa ia tidak melihat pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono sebagai rival dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. “Saya tidak menganggap beliau-beliau, kedua pasangan adalah sebagai rival, tetapi sebagai mitra untuk melatih diri kita, untuk bisa melihat lebih bijak siapapun nanti yang penting apakah mementingkan kepentingan rakyat atau tidak,” tutur Dharma Pongrekun di Museum Bang Yos, Selasa lalu.

Dharma juga menegaskan kesiapan dirinya untuk bersaing dan meyakinkan masyarakat dalam Pilkada Jakarta 2024. Baca juga: Maju Pilkada Jakarta bersama Dharma Pongrekun, Kun Wardana: Kami Kenal Belum Lama “Untuk berkontestasi, berjuang, untuk meyakinkan siapa dan bagaimana dan kenapa rakyat harus memilih untuk memperjuangkan atau menentukan nasibnya lima tahun ke depan, bahkan seterusnya,” jelas Dharma. Ia juga mengakui bahwa Jakarta memiliki permasalahan klasik yang terus berulang, seperti banjir dan kemacetan.

Dharma Pongrekun dan pasangannya, Kun Wardana, mengunjungi Museum Bang Yos di Jatisampurna, Kota Bekasi, untuk bertemu dengan mantan Gubernur Jakarta Periode 1997-2007, Sutiyoso. Dalam pertemuan tersebut, Sutiyoso memberikan beberapa masukan bagi pasangan independen ini. “Ya, kalau saya sih nekankan ini ya, bahwa masalah-masalah klasik ya, apakah itu banjir, itu macet, apakah itu polusi udara, kependudukan, itu sudah ada anunya gitu, sudah ada blueprint-nya untuk menyelesaikannya bagaimana,” ungkap Sutiyoso.

Sutiyoso juga menyoroti pentingnya melanjutkan program transportasi di Jakarta. Ini bukan pekerjaan gampang “Transportasi seperti busway ya, enggak tahu karena konsepnya 15 koridor, apakah sekarang sudah 15 koridor? Mungkin masih 13 atau 14 setahu saya,” jelasnya. Selain itu, Sutiyoso menegaskan pentingnya melanjutkan pembangunan MRT dari Depok hingga Bogor, serta mengaktifkan kembali proyek LRT. “MRT juga harus dilanjutkan, konsepnya kan Depok sampai Bogor. LRT yang di atas juga harus diaktifkan dan dilanjutkan,” tambah Sutiyoso. (RCH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *